Jurnal Emulsi Minyak Ikan Pdf 24
Download ---> https://tinurll.com/2tyRUL
Emulsi Minyak Ikan: Formulasi, Stabilitas dan Manfaat Kesehatan
Minyak ikan merupakan sumber asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Namun, minyak ikan memiliki beberapa kendala dalam penggunaan dan penyimpanannya, seperti mudah teroksidasi, berbau amis dan sulit larut dalam air. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan mengolah minyak ikan menjadi sediaan emulsi.
Emulsi adalah suatu sistem dispersi yang terdiri dari dua fase cair yang tidak saling bercampur, yaitu fase terdispersi (globula) dan fase pendispersi (medium). Emulsi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu emulsi minyak dalam air (O/W) dan emulsi air dalam minyak (W/O). Emulsi minyak dalam air lebih disukai karena lebih mudah diminum dan dicerna oleh tubuh.
Untuk membuat emulsi minyak ikan yang stabil dan berkualitas, diperlukan beberapa komponen penting, yaitu:
Minyak ikan sebagai fase terdispersi. Minyak ikan dapat berasal dari berbagai jenis ikan, seperti lemuru, sardin, cucut dan lain-lain. Minyak ikan harus memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi, seperti EPA (asam eikosapentaenoat) dan DHA (asam dokosaheksaenoat).
Emulgator sebagai zat yang membantu pembentukan dan stabilitas emulsi. Emulgator dapat bersifat sintetis atau alami. Emulgator alami lebih disarankan karena lebih aman dan ramah lingkungan. Beberapa contoh emulgator alami adalah gum arab, xanthan gum, lesitin dan gelatin.
Fase pendispersi sebagai medium tempat terjadinya dispersi globula minyak ikan. Fase pendispersi biasanya berupa air atau larutan garam. Fase pendispersi harus memiliki viskositas yang sesuai agar emulsi tidak terlalu kental atau encer.
Antioksidan sebagai zat yang mencegah oksidasi minyak ikan yang dapat menyebabkan kerusakan emulsi. Antioksidan dapat bersifat sintetis atau alami. Antioksidan alami lebih disarankan karena lebih aman dan efektif. Beberapa contoh antioksidan alami adalah BHT (butil hidroksi toluena), vitamin C, vitamin E dan ekstrak teh hijau.
Pengawet sebagai zat yang mencegah pertumbuhan mikroba yang dapat menyebabkan kontaminasi emulsi. Pengawet harus memiliki aktivitas antimikroba yang kuat dan tidak beracun bagi tubuh. Beberapa contoh pengawet adalah natrium benzoat, kalium sorbat dan asam sitrat.
Pewangi dan penambah rasa sebagai zat yang meningkatkan daya terima konsumen terhadap emulsi minyak ikan. Pewangi dan penambah rasa harus memiliki aroma dan rasa yang menyenangkan dan tidak mengganggu khasiat minyak ikan. Beberapa contoh pewangi dan penambah rasa adalah esens buah-buahan, madu, gula dan susu.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuat formulasi emulsi minyak ikan dengan berbagai variasi komponen dan konsentrasi. Salah satu penelitian adalah oleh Husni et al. (2019) yang membuat emulsi minyak ikan lemuru dengan menggunakan gum arab sebagai emulgator alami[^1^]. Penelitian ini menggunakan tiga formula dengan 061ffe29dd